Mekanisme Kendali pada Komunikasi di dalam Sel

Hormon insulin
Berbagai hormon berpengaruh tertentu pada sel-sel tujuannya; ini penting jika tubuh manusia harus berfungsi secara teratur. Misalnya, pesan yang dibawa oleh insulin dan glukagon — hormon-hormon yang mengatur kadar gula di dalam darah — sungguh-sungguh saling bertentangan. Karena itu, kedua hormon ini menghidupkan jalur komunikasi sel yang berbeda. Reseptor-reseptor yang berfungsi seperti stasiun komunikasi menemukan tanpa keliru modul komunikasi untuk meneruskan pesan.
Jika pilihan yang salah dilakukan pada tahap ini, jaringan komunikasi akan rusak dan orang akan mati. Namun, reseptor-reseptor di permukaan membran sel bekerja bak pakar, memastikan bahwa komunikasi berlanjut tanpa henti.
Bagaimanakah reseptor yang dirangsang oleh berbagai hormon tanpa keliru memilih protein-protein kurir yang akan bersatu dengannya? Bagaimanakah reseptor-reseptor ini berhasil menjalankan fungsinya tanpa membuat kesalahan berat? Penelitian para ilmuwan baru-baru ini telah membantu kita menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan ini. Komunikasi tanpa cela di dalam sel disebabkan oleh rancangannya yang sempurna.
Mari kita kaji modul SH2 yang paling kita akrabi. Sepotong kecil protein ini terdiri dari dua bagian penting. Sebagian SH2 adalah bagian yang melekat kuat ke ekor reseptor. Bagian kedua SH2, bagian yang mewarnai sifat dasarnya, bekerja bak sebuah perangkat pembaca kode.
Jumlah dan susunan asam amino di bagian ekor reseptor membentuk kode pesan yang dibawa ke sel. Kode ini hanya dipecahkan oleh modul SH2 tertentu. Modul yang sama inilah yang menyatu dengannya. Bagian satunya lagi modul ini menyatu dengan modul lain. Dengan cara ini, suatu garis komunikasi khusus terbentuk di antara membran dan inti sel. Pendeknya, seluruh operasi yang rumit ini tak terjadi acak; operasi ini disusun menurut suatu sistem tertentu. Susunan ini menunjukkan bahwa segalanya telah diciptakan dengan cara yang penuh pertimbangan dan selaras.
Sistem komunikasi di dalam sel jauh lebih canggih daripada jaringan komunikasi antarcabang suatu perusahaan internasional dengan pusat-pusat produksi dan pemasaran di seantero dunia.
Sekarang, untuk mengamati suatu contoh keselarasan ini, mari kita amati mekanisme komunikasi yang bekerja untuk memulihkan bagian tubuh saat tangan seseorang terluka. Pada keadaan seperti ini, sebuah molekul kurir bernama PDGF (faktor penumbuh turunan platelet) menyatu dengan reseptor pada sel-sel otot halus dalam pembuluh darah yang mengalami kerusakan. Akibat penyatuan ini, ekor reseptor di dalam sel menempel dengan sebuah protein bernama Grb2. Grb2 adalah sebuah protein kurir yang terbentuk dari penyatuan partikel SH2 dan SH3; untuk membentuk komunikasi antarprotein, berfungsi sebagai sebuah adaptor. Kemudian, Grb2 membaur dengan sebuah protein kurir bernama “sos” yang ada di dalam sitoplasma yang mengandung enzim. sos kemudian mengaktifkan protein lain bernama “ras”. Dengan cara ini, pada akhir rangkaian operasi ini, sos mengirimkan perintah ke gen-gen terkait di dalam sel. Lalu, sel-sel mulai membelah diri untuk menyembuhkan luka.
Para ilmuwan membuat kajian berikut berdasarkan pada penelitian mereka: sistem komunikasi sel adalah mekanisme yang otomatis mencegah kesalahan fungsi. Mekanisme ini sebuah hasil dari suatu rancangan hebat yang jauh lebih maju daripada sistem kendali yang digunakan oleh teknologi tinggi mutakhir. Jadi, sejak penciptaan manusia, hormon, reseptor, adaptor, protein, dan unsur-unsur renik telah bekerja dalam sistem kerjasama yang benar-benar selaras.
Tidak mungkin menyimpulkan bahwa keteraturan yang begitu rumit ini terjadi secara evolusi. Kerumitan sistem ini luar biasa dan lebih canggih daripada sistem komunikasi yang dibentuk oleh suatu perusahaan internasional, dengan cabang-cabang, pusat produksi dan pemasaran tersebar di seluruh dunia. Di atas semua itu, bukan manusia yang sadar, berpengetahuan, terpelajar, dan cerdas yang menjalankan jaringan komunikasi terpadu yang hebat ini, melainkan molekul-molekul renik yang terlalu kecil untuk dilihat mata. Tentunya, Dialah Allah Yang Esa yang membentuk sistem ini.