Sebuah Perencanaan yang Tanpa Cela

Sistem berikutnya yang akan kita amati merupakan keajaiban perencanaan dan rancangan. Sambil menelaah cara kerja sistem ini, kita harus bertanya, "Dapatkah sistem ini terbentuk sebagai hasil ketaksengajaan yang tak sadar?"
Pertanyaan ini penting karena waktu, kebetulan, dan hasil-hasil hukum alam adalah alasan-alasan yang ditawarkan oleh dusta terburuk sepanjang zaman atas penolakannya terhadap keberadaan Allah; teori evolusi mendasarkan penjelasannya tentang perkembangan makhluk hidup di atas landasan ini.
Tipuan evolusi mengatakan bahwa manusia dan segala sesuatu menjadi ada karena kebetulan. Akan tetapi, sistem yang akan kita amati sendiri cukup untuk mengungkapkan keadaan sesungguhnya dongeng kebetulan dan menunjukkan upaya tipudaya evolusi.
Sistem ini dibangun sehingga akan bekerja saat tekanan darah menurun. Sistem memulai perannya saat tekanan darah turun di bawah nilai tertentu, bagaikan sebuah sensor tanda bahaya kebakaran yang dirancang untuk mengenali asap yang berasal dari kebakaran.
Saat tekanan darah menurun, alarm berbunyi karena tekanan darah yang rendah dapat berakibat sangat gawat. Saat alarm berbunyi, serangkaian tindakan harus dilakukan untuk menaikkannya. Tindakan ini mencakup hal-hal berikut:
1. Pembuluh darah harus menyempit (penyempitan ini akan menyebabkan naiknya tekanan darah, sebagaimana selang kebun yang ditekan di ujungnya).
2. Lebih banyak air diserap ginjal dan dicampur dengan darah untuk menaikkan kadar cairan darah.
3. Orang harus dipaksa meminum air sesegera mungkin.
Sebuah sistem tanpa cela telah ditempatkan di kedalaman tubuh manusia untuk menjalankan tindakan-tindakan ini. Ketika tekanan darah menurun (atau jumlah natrium di dalam darah menurun), sel-sel tertentu di ginjal menyadari masalah ini. Sel-sel jukstaglomerular melepaskan suatu zat amat penting yang disebut "renin".
Tingkat tekanan darah sangat penting bagi manusia.
Sebuah keajaiban bahwa sel-sel ini dapat mengenali penurunan tekanan darah atau jumlah natrium yang ada dan kemudian melepaskan renin, mata pertama dalam rantai panjang yang menaikkan tekanan darah.
Di dalam plasma darah, ada sebuah protein yang biasanya berpengaruh netral saat beredar di dalam darah. Protein ini, yang disebut angiotensiogen, dihasilkan di dalam hati. Tahap pertama perencanaan yang luar biasa dimulai di sini. Angiotensiogen dan renin tidak memiliki fungsi sendiri, tetapi keduanya dirancang khusus untuk saling menyatu. Bagaimanakah mungkin keduanya dapat dibentuk khusus seperti balok-balok logo yang dirancang untuk benar-benar saling cocok?
Pikirkan hal berikut: sel-sel ginjal dan sel-sel hati letaknya berjauhan. Bagaimanakah mungkin satu kelompok sel ini menghasilkan satu bagian (renin), dan kelompok lain menghasilkan bagian lain (angiotensiogen) sedemikian rupa sehingga benar-benar cocok dengan yang pertama? Dapatkah ini terjadi sebagai akibat kebetulan yang tak sadar?
Tentunya tidak! Tidak mungkin proses seperti ini terjadi tak sengaja.
Renin mengubah susunan molekul angiotensiogen, menyebabkan pembentukan molekul baru, angiotensin I:
Renin + Angiotensiogen = Angiotensin I
Protein angiotensiogen yang dihasilkan di hati dan renin yang dihasilkan sel-sel ginjal bersatu demi sebuah tujuan bersama.  Dua zat yang dihasilkan dua organ berbeda namun saling sesuai bak keping-keping lego, menunjukkan rancangan tanpa cela tubuh manusia.
Molekul baru ini juga tak berfungsi. Ditemukan di dalam paru-paru, sebuah enzim pengubah angiotensin (yaitu, ACE) berfungsi memecah molekul angiotensin I. Karena enzim inilah, angiotensin I berubah menjadi molekul lain, angiotensin II.
Angiotensin I + ACE = Angiotensin II
Dua molekul berbeda yang dihasilkan di dalam ginjal dan hati saling mempengaruhi dan menghasilkan molekul baru. Sel-sel paru-paru yang tidak berhubungan dengan sel-sel ginjal dan sel-sel hati menghasilkan enzim untuk menyatu dengan molekul baru ini. Selain itu, sel-sel paru-paru menghasilkan enzim ini jauh sebelum bergabung dengan molekul baru tersebut. Bagaimanakah sel-sel itu menghasilkan enzim yang tepat untuk suatu proses yang belum terbentuk agar berinteraksi dengan suatu zat yang belum dihasilkan? Bagaimanakah sel-sel ini mengetahui cara membuat enzim yang akan mengubah hormon yang tak berfungsi menjadi berfungsi?
Lagi-lagi, jelas bahwa setiap tahap merupakan suatu sistem yang dirancang. Angiotensin II yang dihasilkan sebagai akibat tahap-tahap ini adalah bukti rancangan dan perencanaan. Enzim ini memiliki dua fungsi penting yang akan mengarahkan sistem ke hasil akhir yang diinginkan: fungsi pertama adalah menyempitkan pembuluh-pembuluh darah (yang pertama dari ketiga hasil yang diharapkan sebagaimana kami sebutkan di awal bab ini). Angiotensin II merangsang otot di sekitar pembuluh darah dan mengaktifkan mekanisme yang mengerutkan otot. Dengan cara ini, otot mengerut untuk menyempitkan pembuluh darah dan menaikkan tekanannya.
Dapatkah ini terjadi secara kebetulan yang tak sadar? Lagi-lagi, tidak mungkin; angiotensin II dirancang khusus untuk menyempitkan pembuluh darah dan tak mungkin ada kebetulan di dalam rancangan tanpa cela ini.
Satu fungsi penting angiotensin II lainnya adalah mengajak hormon aldosteron yang menakjubkan untuk bekerja. Angiotensin II mencapai kelenjar adrenal dan memberikan perintah agar melepaskan aldosteron. Inilah satu lagi bukti adanya perencanaan: saat bercampur dengan darah, aldosteron menyebabkan ginjal menyerap cairan di dalam air seni.
Akibatnya tekanan darah naik. Inilah hasil kedua yang kta inginkan.
Zat yang dihasilkan dalam usaha bersama (dan menurut perencanaan ginjal, paru-paru, serta hati) menyebabkan pelepasan hormon yang menghasilkan peningkatan tekanan darah. Karena itu, penting sekali bahwa sel-sel ginjal, paru-paru, dan hati membentuk suatu kesatuan.
Sebelum segalanya terjadi, kesatuan ini harus menyelidiki dan mengkaji apakah yang harus dilakukan saat tekanan darah menurun untuk memutuskan jalan terbaik "menyempitkan pembuluh darah" dan "memastikan pelepasan aldosteron".
Lalu, organ-organ ini lagi-lagi harus menyelidiki dan mengkaji bentuk dan susunan kelenjar adrenal dan sel-sel otot pembuluh darah serta menentukan cara kerjanya. Selanjutnya, organ-organ harus menentukan molekul-molekul pembentuk Angiotensin II agar otot pembuluh darah mengerut dan kelenjar adrenal melepaskan aldosteron.
Ketika tekanan darah turun, renin yang dilepaskan sel-sel ginjal tertentu dan angiotensiogen yang dilepaskan di hati bertemu dan menyatu, bagaikan dua keping lego yang sejoli.  Setelah penyatuan ini, suatu enzim yang disebut ACE membentuk sebuah molekul yang disebut angiotensin II.  Molekul ini menyempitkan pembuluh darah dan memastikan pelepasan aldosteron di dalam ginjal.  Hormon ini menyebabkan ginjal menyerap jauh lebih banyak cairan dari air seni.  Rantai kerja ini menyesuaikan tekanan darah, menaikkannya ke tingkat yang pas.
Hal terakhir yang harus dilakukan adalah menentukan bagaimana molekul ini dihasilkan. Setiap organ bertanggungjawab untuk satu tahap pembuatannya. Menurut rencana produksi, ada sistem perakitan tiga tahap di mana setiap organ diberikan sebuah fungsi. Ginjal akan menghasilkan renin, hati menghasilkan angiotensiogen, dan paru-paru menghasilkan ACE. Setelah itu, sel-sel harus kembali ke perannya yang biasa.
Jika seseorang tak percaya bahwa sistem ini diciptakan oleh sebuah kekuatan maha besar sesuai dengan perencanaan khusus, orang itu harus menerima pandangan bahwa sel-sel tak sadar menerima semua ini dengan mekanisme neo-Darwinisme (mutasi dan seleksi alam). Pernyataan evolusionis tak dapat dipercaya dan tak masuk akal karena sistem (yang terdiri dari sel-sel ginjal, hati dan paru-paru), yang benar-benar rumit ini, pasti terjadi sekaligus pada waktu yang sama. Kemungkinan hal ini terjadi tak sengaja membutuhkan peristiwa-peristiwa yang sangat tidak mungkin. Pada saat yang sama (dan lagi-lagi tak sengaja), sel-sel harus dibentuk untuk mengukur tekanan di dalam ginjal, lalu aldosteron harus dibentuk di dalam kelenjar adrenal, sel-sel tabung ginjal harus bersusunan yang dirancang agar melayani aldosteron, dan sel-sel otot pembuluh darah harus bersusunan yang dapat dipengaruhi oleh angiotensin II. Tak terhitung unsur lain yang harus ada di tempatnya pada waktu yang sama agar sistem ini dapat bekerja, dan jika satu unsur saja tidak ada, maka seluruh sistem tidak akan bekerja.
Berkali-kali dalam sehari kita merasa haus sehingga meminum segelas air.  Namun,  secara umum kita tak menyadari apa yang terjadi di dalam tubuh kita saat itu.  Sel-sel pada berbagai organ tubuh menentukan kebutuhan air tubuh kita dan saling bekerjasama dalam serangkaian kerja yang mendesak seseorang supaya minum air.  Kita tak pernah memikirkan tentang dari mana datangnya desakan ini; kita hanya meminum air yang membantu tubuh kita.
Sistem seperti ini tidak mungkin terjadi sebagai hasil kerja sebuah kebetulan yang tak sadar. Sistem yang diciptakan oleh kecerdasan dan pengetahuan abadi Allah dan ditempatkan dalam tubuh manusia ini, telah bekerja sempurna di dalam tubuh setiap dari jutaan orang yang pernah hidup (kecuali dalam keadaan sakit). Manusia telah menyadari keberadaan sistem ini melalui penelitian yang dilakukan dengan bantuan perangkat teknologi canggih. Setiap bagian penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa tak mungkin menjelaskan keberadaan sistem yang bekerja di dalam tubuh manusia dengan dongeng ketaksengajaan. Ini aarena manusia diciptakan, dan tak mungkin menyembunyikan kehebatan penciptaan dengan membuat suatu alur cerita khayal dan tak masuk akal.
Pada awal bab ini, kami menuliskan tiga tindakan yang perlu dilakukan untuk menaikkan tekanan darah. Yang ketiga adalah pentingnya memerintahkan orang tersebut meminum lebih banyak air. Untuk mendorong seseorang minum, orang itu harus merasa ingin minum. Kini, sel-sel tak sadar paru-paru, ginjal, dan hati di dalam tubuh harus mempengaruhi psikologi seseorang.
Rencana yang dibutuhkan hanyalah sebuah rincian sistem tanpa cela yang diciptakan Allah. Angiotensin II yang dihasilkan dari upaya bersama ginjal, paru-paru, dan hati bergerak ke satu bagian khusus otak dan mengaktifkannya. Bagian otak ini adalah "pusat haus" yang merangsang rasa haus. Tetapi, ada perintang yang disebut "penghalang darah-otak", yang melindungi otak, membuat amat sulit bagi angiotensin II untuk masuk dari darah ke jaringan otak. Sistem perlindungan ini ditemukan di berbagai bagian otak, dan salah satunya di "pusat haus". Berkat sifat khusus yang diciptakan di dalamnya, angiotensin II dapat merangsang pusat haus dan meningkatkan keinginan untuk minum.
Dapatkah sistem ini terjadi karena kebetulan?
Setelah melihat berbagai bukti, tiada alasan bagi seseorang menjawab "Ya". Hati dan nurani dan kesadaran orang seperti ini telah dibutakan; ia telah diasuh agar tidak menerima kebenaran. Allah mengungkapkan dalam Al Qur'an apa yang harus dikatakan kepada orang seperti ini:
"Kawannya (yang mu'min) berkata kepadanya - sedang dia bercakap-cakap dengannya: 'Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) Yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna? Tetapi, aku (percaya bahwa): Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorang pun dengan Tuhanku.'" (QS Al-Kahfi, 18: 37-38)